Petualangan Astral: PENJELAJAH SEMESTA

0
16

Petualangan Astral: PENJELAJAH SEMESTA

Seberapa luas alam semesta? Alam semesta selalu berhasil membuatku takjub. Setitik keindahannya bisa kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Gunung-gunung tinggi menjulang. Deburan ombak di atas butiran pasir pantai. Hamparan pepohonan hutan. Padang rerumputan. Serta pemandangan langit malam cerah yang penuh dengan bintang. Sangat menyenangkan rasanya menikmati suguhan estetis yang telah Tuhan ciptakan.

 

Untuk saat ini, luas alam semesta yang berhasil teramati oleh peradaban umat manusia di planet Bumi ini adalah 93 miliar tahun cahaya. Sekali lagi, itu hanya yang baru berhasil teramati. Artinya masih ada bagian yang belum teramati dari alam semesta yang kita berada di dalamnya ini. Menakjubkan bukan?

 

Seharusnya dengan mengetahui fakta ini, kita bisa semakin percaya akan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam semesta yang begitu luasnya. Ditambah membuat diri kita mawas diri untuk tahu siapa diri kita sendiri dengan menjauhi sifat sombong sebagai salah satu contohnya. Apa yang bisa kita sombongkan? Sama sekali tak ada. Kita hanyalah debu dari debunya debu alam semesta.

 

Pernah aku berdoa kepada Tuhan agar bisa diberikan kesempatan menjelajah alam semesta. Rasanya amat sangat disayangkan jika alam semesta yang luas ini tak dijelajahi. Namun teknologi kita saat ini masih sangat jauh dari apa yang bisa kita harapkan. Untuk bisa mengunjungi tata surya tetangga terdekat kita saja masih mustahil.

 

Salah satu tata surya terdekat dengan kita adalah sistem bintang Alpha Centauri. Jaraknya dengan bumi adalah 4,3 juta tahun cahaya. Maksudnya kita bisa sampai ke sana dalam waktu 4 tahun 3 bulan jika kita mampu bergerak dengan kecepatan cahaya. Tapi masalahnya kita pun masih belum bisa bergerak secepat cahaya bukan? Bagaimana caranya? Kalaupun bisa bergerak secepat itu, apakah tubuh kita masih baik-baik saja?

 

Sebagai perbandingan, bayangkan saja kamu tengah mengendarai sepeda motor di jalanan lurus dan tak ada kendaraan lain di sana. Kamu menarik tuas gas hingga kecepatan 160 km/jam. Apa yang kamu rasakan? Dorongan tekanan angin begitu kuat bukan? Lantas bagaimana jika bergerak dengan kecepatan cahaya 300.000 km/detik. Hanya dalam satu detik kamu bisa bergerak 300.000 km jauhnya. Apa kabarnya dengan tubuhmu dengan kecepatan sedahsyat itu?

 

Dengan fakta yang ada seperti itu, tetap tak melunturkan keinginanku untuk menjelajahi semesta. Justru aku jadi bersemangat untuk mencari cara lain selain mengandalkan ilmu pengetahuan. Hingga Tuhan pun memberikanku jawaban dan memberikanku kesempatan untuk mempelajarinya. Caranya tak lain adalah Astral Projection.

 

Belajar Proyeksi Astral

 

Tuhan memudahkanku untuk mempelajari proyeksi astral atau Astra! Projection. Dalam dunia Spiritual, manusia dipercaya sebagai makhluk multidimensional yang terbungkus oleh jasad fisik tiga dimensi. Artinya, pada dasarnya manusia memungkinkan untuk bisa mengakses dimensi apa saja. Sehingga tak lagi terikat oleh aturan ruang dan waktu. Bisa ke mana saja dan ke waktu manapun yang ja suka.

 

Mentor pertamaku yang memberikan banyak sekali pengetahuan tentang Astral Projection adalah seorang wanita berkebangsaan Inggris, Jade Shaw. Aku belajar darinya setelah mempelajari Lucid Dream dari mantan suaminya, Charlie Morlie. Kedua hal tersebut saling berkaitan. Akan sangat mudah mempelajari Astral Projection jika kita memiliki dasar tentang Lucid Dream.

 

Jade Shaw membuka sebuah kelas online yang berlangsung selama satu bulan dengan tajuk “The Art of Astral Projection”. Aku mengikuti kelasnya. Mempraktikkan teknik-teknik yang ia ajarkan. Mentorku itu pun selalu membesarkan hati kami di saat kami belum berhasil melakukan proyeksi astral. Karena menurutnya, semua orang mampu melakukannya, hanya masalah waktu saja. Perlu latihan disiplin untuk akhirnya bisa melakukannya.

 

la pun memberikan penjelasan bahwa melakukan proyeksi astral merupakan sesuatu yang aman untuk dilakukan. Ini membuatku lega, karena sudah banyak video Youtube yang menakut-nakuti agar tidak sembarangan mempelajarinya. Karena membuka peluang orang yang melakukannya tidak bisa kembali ke tubuh fisiknya.

 

Setelah kira-kira dua bulan berlatih menggunakan teknik-teknik dari Jade Shaw, aku merasa sama sekali tidak merasakan tanda keberhasilan. Konsep proyeksi astral yang dibawakannya adalah Out of Body Experience, di mana kesadaran kita dipindahkan ke tubuh astral saat tidur yang tidak terlalu dalam. Sehingga saat seseorang berhasil melakukannya, ia akan mampu melihat tubuh fisiknya sendiri yang sedang terbaring.

 

Secara teori, penjelasan Jade Shaw sudah amat sangat lengkap. Teknik yang diberikannya pun beragam. Beberapa tips yang ia sampaikan bagi kami yang masih belum berhasil melakukan astralling pun sudah kulakukan. Tapi tetap, semuanya tak membuahkan hasil.

 

Aku sangat iri pada salah seorang siswa SMP yang kuajar, karena ia mampu melakukan proyeksi astral sesuai yang diajarkan Jade Shaw tanpa belajar. Ia sudah bisa melakukan itu sejak masih SD dan awalnya menganggap bahwa semua pengalaman astralling-nya adalah mimpi. Setelah kujelaskan, akhirnya ia menyadari bahwa yang ia alami bukanlah sebuah mimpi.

 

Cara-cara lain kucoba untuk bisa berhasil. Mulai dengan mendengarkan audio brainwave hingga melatih teknik pernapasan yang diajarkan oleh Dr. Joe Dispenza dalam karyanya yang berjudul “Becoming Supernatural”. Namun lagi-lagi, semuanya tak membuatku berhasil melakukan proyeksi astral.

 

Hingga kurang lebih 6 bulan setelah terus mencari dan mencoba cara yang tepat, aku bergabung dengan komunitas astral traveler dari Indonesia. Di komunitas ini kami mendapatkan wawasan baru mengenai konsep lain dan berbeda dari proyeksi astral. Bahwasanya untuk melakukan astralling kita tidak perlu mencapai tahap Mind Awake Body Asleep (MABA state), yang selama ini kulatih untuk mencapainya. Cukup duduk rileks, santai, dan ikuti visual yang muncul dalam pikiran, maka itulah proyeksi astral.

 

Di hari pertama aku bergabung dengan komunitas tersebut, aku dengan mudah dan menguasai konsep baru dari astral projection. Ternyata amat sangat mudah! Untuk memperkuat visual yang muncul, kami diajarkan untuk berlatih teknik pernapasan perut dan diafragma.

 

Selain itu, kami diajarkan untuk mengakses Innercore Bumi di dimensi atas yang disebut dengan Kendan. Kendan ini salah satu fungsinya sebagai head guarter yang memiliki banyak portal untuk bisa ke manapun secara aman. Di Kendan inilah aku memiliki seorang pembimbing yang kuanggap sebagai guru. Beliau bernama Abimana. Kisah awal pertemuanku dengan beliau telah kuceritakan di Catatan Petualangan Vantrala: Innercore.

 

Terbentuknya Salaka Minangka

 

Di komunitas, kami seringkali diingatkan untuk melakukan astraling secara berkelompok. Bukan karena sendirian berarti tidak aman. Pertimbangannya adalah untuk saling mengonfirmasi atas visual yang dilihat. Sehingga apa yang didapatkan menjadi sebuah objektivitas saat satu sama lain memiliki visual yang mirip, serupa atau bahkan sama persis.

 

Sebagai seorang introvert, tentu aku merasa kesulitan untuk bisa mengajak teman di komunitasku sebagai rekan yang selalu siap kuajak melakukan astral traveling. Di saat aku punya waktu luang, belum tentu mereka punya waktu luang. Jika terus seperti ini, tentu akan menghambat keinginanku untuk menjelajah alam semesta.

 

Kuceritakan masalahku pada guru Abimana. Tak disangka beliau memberikan restunya untuk mengajak orang-orang yang berasal dari Kendan agar bisa menemaniku setiap melakukan perjalanan secara astral. Tercetus ideku untuk membuat sebuah tim khusus yang berisikan para penjelajah. Mereka yang siap kuajak kapan saja untuk menjelajahi semesta.

 

“Berapa orang yang kamu butuhkan untuk tim ini, Nak?” tanya guru Abimana lembut. Beliau memang sosok yang penuh kasih sayang.

 

“Saya butuh 4 orang saja, Guru. Saya tidak ingin membuat tim yang terlalu banyak orang. Sedikit tapi efektif. Itu lebih baik,” ungkapku.

 

“Baiklah, aku akan pilihkan orang-orang yang cocok untuk timmu ini.”

 

Orang yang pertama kali dipilih guru Abimana adalah Sramvita. Mungkin karena dialah orang yang beliau tunjuk sebagai orang yang bisa selalu mengawasi dan memantau perkembanganku. Aku tak yakin perkembangan apa yang ingin guruku lihat dariku. Sramvita adalah murid dari guru Abimana yang kujadikan seperti sekretaris pribadiku di Kendan.

 

Guru Abimana kemudian memperkenalkan 3 orang lainnya untuk melengkapi timku. Guntrasaka, Krieva dan Mynthalla. Mereka semua masuk ke dalam timku atas izin guru Abimana. Kami pun akhirnya lengkap berlima. Sampai aku meminta usulan pemberian nama untuk tim kami ini. Sramvita pun memberikan usulan “Salaka Minangka” yang kemudian kusetujui.

 

Salaka Minangka sendiri merupakan bahasa frekuensi yang dijadikan dasar bahasa yang digunakan oleh bangsa Lemuria. Memiliki arti “para penjelajah yang berhak untuk menentukan.” Aku suka dengan nama itu.

 

Sejak saat itulah kami berlima mulai menguak satu per satu rahasia yang ada di alam semesta. Mulai dari rahasia yang tersimpan di peradaban Mesir kuno hingga mengunjungi berbagai planet di luar tata surya kita ini. Seperti planet Thiaoouba yang sudah sangat lama ingin kukunjungi dan juga planet Brolda yang berada di sistem bintang Pleiades di mana Alcyone sebagai bintang induknya.

 

Di satu momen, aku mendapat sebuah tugas untuk menguraikan pesan-pesan yang didapatkan oleh para Avallon. Sebelumnya aku pernah berinteraksi dengan seorang ahli di bidang linguistik. Kavatru namanya. Merasa kemampuannya kami butuhkan, akhirnya Kavatru menjadi anggota Salaka Minangka yang terakhir. Sehingga Salaka Minangka terdiri dari 6 orang saat ini.

 

Dari sekian tempat yang pernah kami jelajahi, ada yang mudah untuk diakses, adapula yang sulit. Di antara yang paling sulit kami akses adalah Gunung Padang, Piramida Antarktika, dan Nazca Lines Peru. Bahkan ketika edisi spesial ini keluar, Gunung Padang jadi tempat yang masih belum bisa kuakses dengan leluasa.

 

Aku sempat bertanya pada Sramvita, mengapa ada orang-orang tertentu yang sulit mengunjungi sebuah tempat, padahal banyak orang lain yang bisa mengunjunginya. Rupanya ini terkait dengan frekuensi tubuh astral yang tidak cocok dengan tempat tertentu, sehingga seolah frekuensinya saling tolakmenolak. Alhasil tempat tersebut jadi sulit untuk dikunjungi.

 

Di antara tempat yang paling mudah kami kunjungi adalah Piramida Giza dan juga Saranjana. Berulangkali kami melakukan perjalanan ke sana. Sehingga cukup banyak cerita yang bisa kami tuliskan mengenai keduanya.

 

Di Kendan, Salaka Minangka memiliki basecamp. Aku mendesainnya berupa sebuah bangunan piramida yang berbahan sejenis kaca dan bersifat transparan. Di dalam kami bisa melihat suasana luar, sementara bagian dalam tidak bisa terlihat dari luar. Sepulang perjalanan kami dari Uranus, aku meminta Guntrasaka untuk memberikan aksesoris intan yang kami dapatkan dari sana.

 

Dengan bantuan Al, aku mencoba mengilustrasikan basecamp kami.

 

Kami menempatkannya di sebuah ladang rerumputan hijau di daerah dataran tinggi Kendan. Aku sangat senang tinggal di daerah pegunungan, karena hawanya yang segar dan dingin. Lokasi basecamp kami pun jauh dari fasilitas Kendan lainnya. Agar kami bisa leluasa dalam beraktivitas dan tidak mengganggu yang lainnya.

 

Struktur bangunan piramida membantu kami untuk menghimpun energi murni dari Innercore dan menstransimasikan frekuensi. Inspirasi bentuk bangunan piramida untuk tempat kami berkumpul ini berasal dari pengalaman perjalanan kami menguak rahasia piramida Giza di Mesir.

 

Jangan dikira banyak peradaban kuno di berbagai negara di dunia menggunakan bentuk piramida hanya karena iseng saja. Tentu ada maksud dan tujuan yang begitu penting di baliknya. Entah itu piramida berbentuk kerucut puncaknya atau datar. Semua ada tujuannya masing-masing.

 

Setelah maraknya penggunaan Al untuk berbagai kepentingan, aku pun mencoba untuk mengilustrasikan orang-orang terdekatku di Kendan. Mulai dari guru Abimana dan teman-temanku di Salaka Minangka. Sayangnya hanya dua saja yang baru menyetujui tindakanku dan berhasil kuilustrasikan.

 

Sebenarnya aku ingin sekali memberikan gambaran sosok guru Abimana kepada kalian semua. Hanya saja beliau menolak niatanku tersebut. Meski beberapa kali aku mencoba, hasilnya sangat jauh dari sosok beliau. Sementara yang berhasil sementara ini hanya Sramvita dan Krieva.

 

Seorang gadis yang dari wajahnya berkisar usia 23 tahun. Memiliki wajah orang Eropa, namun agak pucat. Tingginya kira-kira 165 cm. Awal kali bertemu dengannya, dia memiliki rambut ungu yang amat panjang hingga ke betis. Namun lama kelamaan, aku malah melihat warna rambutnya menjadi lebih cenderung ke warna pink. Dia paling senang menggunakan gaun putih panjang ala orang-orang Yunani zaman dulu.

 

Di Salaka Minangka, Sramvita memiliki peran sebagai public relation. Jadi sebelum kami mengunjungi tempat yang akan kami kunjungi, Sramvita akan datang lebih awal untuk mengabarkan kedatangan kami ke tempat tersebut. Kami tidak akan memaksa menerobos jika sekiranya memang tidak diizinkan. Seperti halnya yang kami alami saat ingin memasuki “piramida” di Antarktika.

 

Aku paling banyak mengobrol dan paling dekat dengannya di antara teman-teman lain di Salaka Minangka. Dia selalu siap kapan saja saat aku membutuhkannya. Bahkan, tanpa harus melakukan astralling ke Kendan, kami bisa melakukan telepati dengan lancar satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, aku pun bisa dengan baik membuka komunikasi dengan teman-teman lainnya tanpa harus melakukan proyeksi astral.

 

Sebenarnya Sramvita itu sifatnya agak galak. Dia pernah menegurku dengan keras saat aku berbuat sesuatu yang dianggapnya salah. Mengetahui hal tersebut, guru Abimana malah menegurnya untuk tidak berbuat seperti itu lagi padaku. Karena beliau menilai aku bukan tipe orang yang bisa berubah dengan paksaan. Sramvita pun meminta maaf padaku. Aku pun meminta maaf padanya. Sejak saat itu, aku tak pernah melihat lagi dia kesal atau marah-marah.

Krieva

 

Krieva memiliki wajah orang Asia Timur. Seperti campuran Cina dan Jepang. Usianya lebih muda dibanding Sramvita.

 

Mungkin sekitar 18 tahun. Sifatnya masih seperti anak-anak dan periang. Tingginya

 

kurang lebih 155 cm. Warna pakaian yang paling sering digunakannya adalah warna hitam. Warna rambutnya hitam pendek dengan ciri khas rambut dikuncir dua.

 

Tugas Krieva lebih berfokus pada data. Setiap perjalanan kami diarsipkan olehnya agar tidak ada informasi yang terlewat. Ia pun membantu kami untuk melakukan riset dan mengumpulkan data jika sekiranya informasi yang kami dapatkan dari proses astraling sangat terbatas.

 

Setiap informasi terkait apa yang sedang kami bahas selalu kukonfirmasi ulang padanya. Karena Krieva termasuk orang yang sangat detail mengerjakan segala sesuatu. Ia orang yang begitu teliti.

 

Krieva punya sebuah device berupa tablet yang akan dia bawa saat aku memilihnya menjadi rekan dalam sebuah perjalanan. Salah satu fungsi dari alat tersebut adalah bisa menciptakan sebuah portal ruang waktu yang bersifat portable. Jika Krieva tidak menjadi rekanku dalam perjalanan astral, ia akan stand by di basecamp untuk memantau kami.

 

Aku pernah memintanya untuk membuat senjata berdasarkan data yang kuberikan padanya. Krieva pun berhasil dengan baik menciptakan dua senjata yang sesuai dengan keinginanku. Dia memang sangat serius saat bekerja dan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

 

Sebuah Pesan

 

Hai semuanya. Aku Sramvita. Pesan ini kutujukan untuk kalian semua manusia Bumi yang membaca pesan ini. Bukan sebuah kebetulan jika kalian membacanya. Semuanya sudah digariskan. Semua sudah ditakdirkan. Pada faktanya, tak semua orang akan membaca pesan dariku ini, kecuali yang memang sudah ditakdirkan untuk membacanya. Kami, manusia-manusia yang berada di Innercore Bumi adalah para manusia cahaya yang tidak memiliki tubuh fisik. Kami berada di dimensi yang lebih tinggi. Meski begitu, bukan berarti kita tidak bisa saling terkoneksi. Saat kesadaran kosmik kalian meluas, kalian akan menyadari kemampuan kalian yang sesungguhnya. Termasuk bisa terkoneksi dengan para manusia cahaya.

 

Kalian adalah para pewaris sah planet Bumi. Jagalah tempat kalian sebaik-baiknya. Tak bisa dipungkiri, banyak pihak membuat kalian menjadi makhluk yang berkesadaran rendah. Penuh amarah, dendam, kedengkian, dan diliputi berbagai ketakutan. Sadarilah bahwa itu bukanlah bagian dari diri kalian yang sesungguhnya.

 

Saat diri kalian sadar akan potensi dan kekuatan sejati kalian, di saat itulah kalian akan mampu dan layak sebagai “Pewaris Bumi” yang sesungguhnya. Menjaga dan merawatnya sebagaimana seharusnya yang dilakukan. Menjadi entitas agung, mulia dan dibanggakan oleh Tuhan.

 

Mulailah untuk lebih banyak berbicara kepada diri kalian sendiri. Lihatlah ke dalam diri kalian sendiri. Karena semesta kecil tersedia dalam diri. Kalian adalah semesta itu sendiri hanya dalam skala yang lebih kecil. Bukalah mata kalian dan sadari apa yang sebenarnya tengah terjadi di sekeliling kalian.

Jangan abaikan orang-orang yang membutuhkan pertolongan atau bantuan. Tebarkan cinta dan kasih sayang, bukan hanya untuk sesama kalian saja, tapi juga dengan makhluk Tuhan yang lainnya. Dengan begitu, pihak-pihak yang ingin mencelakakan kalian tak akan mampu berbuat kerusakan. Inilah pesanku. (Sramvita).


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!