Petualangan Astral: NEFERTITI

0
28

Petualangan Astral: NEFERTITI

Sosok Nefertiti masih menyisakan tanda tanya besar dalam benakku. Bagaimana tidak, saat aku melihat sosoknya, entah mengapa ia berubah menjadi manusia reptil. Kupikir inilah saatnya untuk melakukan retrace dari visual mengenai dirinya.

 

Visual yang kulihat dalam perjalanan astralku sebelumnya.

 

Sebelum menguak lebih jauh sosok Nefertiti, aku penasaran mengenai portal yang bisa dimunculkan oleh piramida Giza untuk bisa terhubung ke konstelasi Orion. Maka dari itu, kuajak Guntrasaka dan Sramvita untuk menuju sebuah masa di saat portal yang ada di piramida Giza terbuka.

 

Singkat cerita, kami pun tiba di sebuah lorong di dalam ruangan sempit. Kami berusaha keluar dari tempat itu dan menemukan salah satu dari ketiga piramida terbesar di Giza aktif menembakkan energi biru ke langit. Bangunan piramida itu dialiri energi seperti listrik mengarah ke beberapa meter di atas puncak piramida. Saat itu langit tampak cerah, namun terbentuk sebuah pusaran awan gelap tepat di atas piramida tersebut.

 

“Ini saatnya kita coba menerobos masuk ke dalam pusaran portal tersebut. Ayo!” seruku, khawatir portal itu akan segera tertutup.

 

Kami bergerak cepat untuk segera melewati portal. Akhirnya aku membuktikannya sendiri, portal tersebut tak ubahnya seperti worm hole atau lubang cacing yang bisa mempersingkat jarak satu tempat ke tempat lain. Kami berada di luar angkasa yang begitu luasnya.

 

Kuaktifkan radarku untuk mencari tempat mana yang seharusnya kutuju. Kami bertiga melesat ke sebuah planet yang dari jauh terlihat hitam. Hanya ada bintik-bintik merah muda menyala seperti neon di beberapa titiknya.

 

Kukira hanya dari jauh saja warnanya hitam. Ternyata setelah kami tiba di permukaan planetnya, tanahnya benarbenar hitam. Karena terlihat mengkilap seperti plastik, kukira bukan tanah seperti yang kita kenal di bumi.

 

Sejauh mata memandang, hanya hamparan kosong tak ada apa-apa. Keadaan sekitar sebetulnya gelap, akan tetapi kami masih bisa melihat ke sekeliling.

 

Tak lama kemudian, ada sesosok makhluk humanoid yang mendekat ke arah kami. Visualku menangkap bentuk tubuh yang selama ini kukenal dengan reptilian. Hanya saja, aku tak merasakan impresi jahat yang berasal darinya. Begitu netral.

 

Aku berinisiatif memperkenalkan diri dan dua teman yang menemaniku.

 

“Kami berasal dari planet bumi,” ujarku, melengkapi siapa sebenarnya diri kami. “Oh, dari bumi? Mengapa bisa kalian datang ke sini?”

 

Kuceritakan saja apa yang kami lakukan untuk bisa berada di planet hitam ini.

 

“Kalau boleh tahu, planet ini namanya apa, ya?” Setidaknya aku harus tahu dulu informasi mendasar seperti ini. “Oxxxsh.”

 

Suaranya seperti manusia yang akan mengeluarkan dahak dari tenggorokan diakhiri dengan desisan yang agak panjang.

 

Agak bingung mau berbuat apa setelah tiba di sana. Jujur saja, tujuanku hanya ingin tahu sebenarnya portal yang ada di atas piramida itu mengarah ke mana. Dan semuanya telah terjawab.

 

Merasa tak ada lagi keperluan, kami meminta izin untuk pulang kembali ke bumi. Tak ada reaksi yang mengancam darinya kepada kami. Hingga akhirnya kami bisa kembali tanpa ada sesuatu yang dicemaskan.

 

Keesokan harinya, barulah kami melanjutkan penyelidikan kami tentang Nefertiti. Kupilih Krieva dan Guntrasaka yang menjadi teman perjalananku kali ini. Aku akan sangat membutuhkan Krieva yang sangat detail dengan data. Dia akan sangat membantuku untuk mengingat lebih kuat apa yang kualami selama perjalanan astral.

 

Kami menuju masa lalu di masa Nefertiti hidup. Kulihat, ia tengah berada di sebuah tempat yang akhirnya kuketahui sebagai kuil pemujaan. Pencahayaan di dalam ruangan redup, meski di luar terlihat siang hari. Hanya ada beberapa orang yang berperan sebagai penjaganya.

 

Aku terheran-heran saat Nefertiti mampu melihat kami, sementara yang berada di dekatnya malah sebaliknya. Terlintas cepat dalam pikiran, sarkofagus yang mengesankan Akhenaten, suami dari Nefertiti telah tiada. Ini membuatku yakin bahwa kami sedang berada di masa Nefertiti memerintah di Mesir. Menggantikan posisi suaminya yang dulunya seorang raja.

 

Setelah selesai memperkenalkan diri, kami meminta izin untuk mengetahui siapa sosok dirinya sebenarnya. Apakah lintasan visual yang kulihat sebelumnya memang mengindikasikan Nefertiti bukan manusia biasa? Ternyata ia menolak untuk memberikan informasi tentang dirinya kepada kami. Namun, vibrasi reptilian masih bisa kurasakan darinya meski kecil sekali terasa.

 

Tak disangka, ada sebuah pesan datang kepadaku. Kebingungan kemudian menyelimutiku. Pesan yang baru saja datang berasal dari Nefertiti secara real time. Apa ini berarti Nefertiti masih hidup sampai detik ini? Aku membatin dalam hati.

 

Guntrasaka dan Krieva sepertinya menyadari hal yang sama. Kami yang sudah satu frekuensi bisa saling mengetahui apa yang terjadi di antara kami. Tanpa pikir panjang, aku meminta Krieva menentukan koordinat asal sumber pesan yang datang.

 

Kami kembali memasuki portal dan tiba di sebuah tempat yang mirip dengan gua. Sekeliling kami hanya terdapat batuan atau tanah berwarna coklat. Untuk sejenak aku hanya tertegun. Jadi inikah alasannya para ahli kesulitan melacak di mana makam dari Nefertiti? Itu karena ia masih hidup.

 

Kurasa kami saat ini tengah berdiri di beberapa meter di bawah permukaan tanah. Tak ada siapapun, kecuali hanya Nefertiti sendiri. Aku bisa melihat tubuhnya dalam bentuk manusia reptil. Namun hanya sekilas. Bentuknya seperti kadal hijau dengan warna muda menyala dan ukuran badannya cenderung kecil atau ramping.

 

Pakaiannya berwarna kuning gading tanpa lengan. Ia masih menggunakan penutup kepala memanjang ke atas seperti yang kulihat sebelumnya. Persis dengan patung dan relief peninggalan bersejarah yang merepresentasikan dirinya.

 

“Kami sudah tahu siapa kamu sebenarnya,” kataku kepada Nefertiti, “kenapa kamu masih di sini? Mengapa tidak kembali ke tempat planetmu berasal?”

 

Nefertiti menjawab agak lesu, “Aku tak punya kemampuan untuk itu. Aku tak menguasai pengetahuan yang bisa mengantarkanku kembali.”

 

“Bagaimana jika kami antarkan? Kebetulan kami sudah pernah berkunjung ke planet reptilian sepertimu berasal.”

 

Tanpa menunggu persetujuannya, Krieva menentukan koordinat planet Oxxxsh dan muncullah portal yang mengarah ke sana. Kami semua memasukinya dan secara instan berpindah tempat. Nefertiti tampak gembira. Lesunya mendadak hilang. Ia menjadi terlihat segar jauh dibanding sebelumnya.

 

Sepertinya aku bisa mendapatkan sedikit informasi penting dari Nefertiti. Kuputuskan untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya.

 

“Jadi sebetulnya, apa yang bangsa kalian lakukan kepada kami manusia bumi?”

 

“Bukankah kau sendiri sudah mengetahuinya? Kami perlu bertahan hidup dengan mengonsumsi energi negatif yang keluar dari tubuh kalian. Sederhana itu,” ungkap Nefertiti.

 

“Kalian tahu Obelisk, bukan? Dari Obelisk itulah kami bisa mendapatkan asupan energi yang bisa kami konsumsi.”

 

Aku tak menyangka Nefertiti akan membahas tentang Obelisk. Obelisk sendiri merupakan sebuah bangunan monumen tinggi seperti paku yang mata tajamnya mengarah ke atas. Monumen ini dibangun di beberapa negara besar. Di antaranya, di Mesir, Italia, Turki, Prancis, Amerika dan Argentina. Masih ada beberapa lagi di negara lainnya.

 

Energi negatif yang dimaksud Nefertiti adalah energi ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran. Sehingga setiap manusia merasakan perasaan-perasaan negatif tadi, energinya terpusat di Obelisk terdekat. Jadi Obelisk hanya mengumpulkan energi negatif tertentu saja. Tidak semua energi negatif diserapnya.

 

“Apa benar bangsamu melakukan kerja sama dengan para setan atau organisasi seperti Illuminati?”

 

“Kami bekerja sama untuk lebih mudah mendapatkan target kami masing-masing. Setan dan para pengikutnya menginginkan manusia dibenci oleh Sang Pencipta. Illuminati dan yang sejenisnya menginginkan kontrol dan kendali manusia. Sementara kami hanya membutuhkan energi ketakutan dari kalian saja.”

 

Akhirnya semua terbuka lebar. Di balik kerja sama mereka, terdapat tiga tujuan berbeda dengan agenda yang sama. Mereka menebarkan ketakutan kepada manusia. Dalam keadaan rasa takut, manusia akan lebih mudah untuk dikendalikan.

 

Selanjutnya manusia seperti kita diarahkan untuk melakukan hal-hal yang bisa membuat Tuhan murka. Agenda yang sempurna, bukan?

 

“Tunggu, apa kamu akan menuliskan apa yang kusampaikan ini?” Nefertiti menanyakan sesuatu yang mengejutkanku.

 

“Hmm, ya. Kurasa begitu,” jawabku.

 

Nefertiti sepertinya menyiratkan pesan agar kami memberikan peringatan kepada orang-orang yang akan menerima informasi ini darinya. Aku tak tahu pasti, apa alasan di balik pesannya tersebut.

 

Setelah merasa puas menanyakan sejumlah pertanyaan, kami berencana untuk pulang dan membiarkan Nefertiti tetap tinggal di Oxxxsh. Namun sebelum beranjak meninggalkan planet itu, ada abstrak untuk bertanya terlebih dahulu kepada Sang Mahakuasa. Aku berdoa meminta petunjuk-Nya, atas apa yang harus kami lakukan pada Nefertiti. Jawaban pun kudapat. Kami harus mengembalikan dia ke tempat asalnya di bumi.

 

Kami membawa Nefertiti kembali ke tempat di mana kami menemuinya pertama kali. Selanjutnya, kami kembali ke Kendan, untuk membersihkan diri agar tidak ada energi negatif yang tersisa di tubuh kami.

 

Pertemuan dengan Nefertiti membuat pikiranku terbuka lebih luas pada berbagai macam kemungkinan yang terjadi. Mungkin, apa yang kita ketahui dan yakini selama ini bukanlah sebuah kebenaran yang hakiki. Tugas kita adalah mengungkapnya sendiri, dengan perangkat yang telah dianugerahkan-Nya, berupa akal, rasa dan hati.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!