Petualangan Astral: CLEOPATRA XIV

0
31

Petualangan Astral: CLEOPATRA XIV 

Melakukan perjalanan astral bersama dengan astral traveler lain lebih menyenangkan dibandingkan dengan pergi sendirian. Di tiap akhir bulan, komunitasku mengadakan program Astral (Va)cation. Kali ini tujuannya ke piramida Giza, Mesir. Dan ini menjadi perjalananku yang kedua ke sana.

 

Aku tiba bersama rombongan lainnya. Setidaknya, terdaftar 216 orang yang mengikuti program ini. Hanya saja, sepertinya tidak sampai sebanyak itu yang pada akhirnya ikut bergabung.

 

Cuaca langit cerah dengan mataharinya yang terik, tepat berada di puncak salah satu piramida di Giza. Sesekali kuarahkan pandanganku pada peserta lain. Ingin tahu reaksi mereka seperti apa saat tiba di tempat ini. Sebagian besar para peserta berjalan sendiri-sendiri mengeksplorasi komplek piramida yang luas.

 

Kuelus batuan piramida untuk merasakan teksturnya. Biasa saja ternyata. Jujur saja aku bingung harus berbuat apa, karena rasanya membosankan jika hanya melihat-lihat saja. Aku mulai berniat untuk menggali informasi lebih jauh mengenai peradaban Mesir kuno ini.

 

Tiba-tiba saja tubuhku seolah terhisap dan berpindah tempat. Aku berada di sebuah oase kecil dengan airnya berwarna biru muda. Tak jauh dari tempatku berdiri, terlihat seorang wanita yang berada di singgasananya. Rambutnya hitam pekat. Ia dikawal Anubis yang berada di kanan dan kirinya.

 

Aku mendekat dan mulai memperkenalkan diriku sebagai Vantrala. Wanita itu kemudian menyebutkan namanya, Cleopatra IX. Dari penampilannya, memang ia seperti Cleopatra yang kulihat di berbagai media. Namun aku baru menyadari, ternyata Cleopatra bukan sebuah nama. Ia adalah sebuah julukan atau gelar. Seperti halnya gelar Fir’aun.

 

“Jika berkenan, bisakah Anda memandu saya untuk berjalan-jalan di daerah sini?” pintaku, “saya yakin Anda sangat mengenal peradaban negeri Anda sendiri.”

 

“Tentu saja dengan senang hati. Mari saya antarkan Anda mengenal peradaban kami.”

 

Cleopatra bangkit dari singgasananya dan memberi isyarat agar para pengawalnya tak mengikuti kami. Sehingga kami hanya berjalan berdua tanpa pengawalan.

 

“Saya ingin sekali bisa masuk ke piramida terbesar yang ada di sini.”

 

Saat mendengar permintaanku tersebut, Cleopatra hanya tersenyum. Anehnya ia membawaku bukan piramida terbesar, piramida Khufu. Tapi malah menuju ke piramida Khafre. Aku tak berani untuk protes. Kuikuti saja dia untuk memanduku.

 

Hal yang membuatku terheran-heran adalah saat melihat dinding-dinding piramida yang polos. Selama ini aku berpikir bahwa di dinding-dinding tersebut terdapat ukiran relief atau gambar. Ternyata tidak demikian.

 

“Jadi, sebenarnya apa fungsi utama dari piramida-piramida seperti ini di sini? Aku mulai mengajukan pertanyaan saat sudah berada di dalam piramida.

 

“Fungsi utamanya sebagai transmitter dan sebagai media portal untuk menuju ke konstelasi Orion,” ungkap Cleopatra. Lebih jauh lagi ia menganalogikan transmitter tersebut seperti antena parabola yang dimiliki oleh peradaban manusia bumi saat ini.

 

Aku tak tahu pasti, apakah jawaban yang diberikannya tercampur dengan referensi yang selama ini aku miliki atau tidak. Namun aku tetap berusaha senetral mungkin, untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya darinya.

 

Orang-orang yang berasal dari konstelasi Orion itulah yang biasa kita sebut dengan nama Anunnaki. Piramida ini ternyata digunakan oleh mereka sebagai alat komunikasi dan teleportasi.

 

“Lantas mengapa piramida ini beralihfungsi sebagai kuburan?”

 

Dalam ilmu pengetahuan populer, dinyatakan bahwa piramida Mesir ini merupakah makam para raja. Meski demikian, kita tidak tahu pasti bagaimana kebenarannya.

 

“Itu terjadi setelah manusia-manusia dari Orion pergi meninggalkan bumi dan kembali ke tempat mereka berasal. Kami percaya, jasad akan utuh lebih lama jika disimpan di dalamnya. Dengan struktur geometri seperti inilah sesuatu akan bertahan lebih lama.”

 

Jika fungsi piramida yang sesungguhnya jauh lebih hebat daripada hanya sekadar membuat jenazah bertahan lebih lama, mengapa orang-orang Mesir kuno tidak memanfaatkannya untuk sebagai transmitter dan juga portal dimensi ruang-waktu? Rupanya Anunnaki tidak pernah mewariskan teknologi canggih yang telah mereka miliki kepada manusia bumi. Alhasil, meski alatnya ada, hanya saja mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.

 

Tak banyak hal yang bisa kulihat di dalam piramida, kecuali lorong gelap yang kami lalui. Kami pun keluar dan berjalan menuju ke arah Sphinx.

 

Cleopatra menjelaskan bahwa Sphinx dibangun jauh sebelum ada satu pun piramida dibangun di Giza. Fungsi utamanya merupakan sebuah pusat data. Semua kejadian yang terjadi di planet bumi akan direkam oleh sebuah armillary Sphere berwarna keemasan di dalamnya.

 

Aku mencoba untuk membaca dan mengakses data apa yang termuat di dalamnya. Muncul banyak sekali visual hal-hal negatif yang dilakukan oleh manusia. Aku segera menyudahi untuk mengaksesnya, padahal baru beberapa detik saja.

 

“Kulihat banyak sekali data perilaku manusia yang negatif di dalamnya. Mengapa tak dihapus saja?” Kukira tak ada gunanya alat tersebut menyimpan data seperti itu. “Data apa pun akan tersimpan. Baik itu positif maupun negatif. Biarlah data-data tersebut tersimpan apa adanya di sana,” papar Cleopatra yang seolah ingin memberitahuku bahwa fungsinya memang sudah ditetapkan seperti itu. Tiba-tiba saja intuisiku mengatakan, sosok wanita tersebut telah berbohong mengenai identitas aslinya. Untuk memastikan apa yang kurasakan tersebut, aku melakukan scanning pada wanita tersebut. “Apa Anda benar-benar Cleopatra IX?” tanyaku dengan sopan, tak ingin hatinya tersinggung. Wanita itu akhirnya membuka identitas aslinya, “Aku sebenarnya Cleopatra XIV.” “Mengapa Anda harus berbohong seperti itu?” “Aku hanya ingin orang-orang mengenal dan mengetahui keberadaanku. Orang-orang saat ini lebih mengenal sosok Cleopatra IX daripada aku.”

 

Dari perkataannya tersebut, aku baru mengetahui sesuatu. Bahwa selama ini orang-orang beranggapan hanya ada satu Cleopatra yang ada dalam sejarah peradaban Mesir kuno. Dan sosok yang paling terkenal dan mendunia itu adalah Cleopatra IX. Sementara nama dirinya, Cleopatra XIV, tak pernah dicatatkan dalam sejarah.

 

Menyadari rasa rendah dirinya tersebut, aku pun mencoba untuk membesarkan hatinya. Ia tidak perlu mengaku-ngaku sebagai orang lain untuk dikenal orang lain. Setidaknya para astral traveler sepertiku bisa berkenalan dengannya.

 

Tak disangka, perjalanan astral kali ini selain mendapatkan pelajaran informasi yang mungkin dianggap tidak umum, aku pun menemukan pelajaran untuk lebih menghargai dan mencintai diri. Tak peduli bagaimana kondisinya, kita tetap layak untuk dihargai dan dicintai. Minimal oleh diri kita sendiri.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!