Kisah Mistis: JIN LAUT HITAM
KISAH NYATA INI DIALAMI OLEH BARUNA, SEORANG NAKHHODA. HIDUPNYA BERUBAH SENGSARA SETELAH SEORANG RIVALNYA MENGIRIMI DIRINYA SESOSOK JIN LAUT BERTUBUH HITAM. BAGAIMANA KISAH LENGKAPNYA…?
gelombang lautan merupakan denyut nafasnya. Kapal adalah bumi tempat dia berpijak. Ya dia memang begitu mencintai samudera. Tak salah, bila orang tuanya memberinya nama Baruna, yang mengandung arti sebagai Dewa Laut.
Sejak kecil, Baruna memang ingin menjadi seorang pelaut. Cita-cita ini mungkin menitis dari ayahnya yang memang berdinas sebagai seorang tentara di Angkatan Laut (AL). Kala keinginannya masuk AL gagal, Baruna mencoba keberuntungan lewat cara lain. Dia masuk sebuah Akademi Pelayaran. Setelah lulus, dia melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
Industri Kapal Pesiar. Berkat ketekunan serta kecakapannya, tak berapa lama dia dipercaya menakhodai sebuah kapal.
Di kapal yang dinakhodainya ini pula, Baruna menemukan jodohnya. Seorang wanita cantik asal Portugis. Florence Pauleta, namanya. Dari perkawinannya telah menghasilkan dua orang buah kasih. Yang paling besar seorang putera yang kemudian diberi nama Pedro Baruna. Dia masih duduk di kelas 2 SMU. Dan yang bungsu seorang puteri yang diberi nama Alexia Baruna, yang kini duduk di kelas 3 SMP.
Dalam hal materi, sebagai seorang pelaut andal, Baruna lebih dari cukup, meski dia hanya bisa bertemu dengan isteri terkasih dan anakanaknya minimal 6 bulan sekali. Bahkan kadang lebih dari satu tahun. Tapi Baruna sudah ikhlas menerima kenyataan ini, sebab hal ini memang telah menjadi risiko seorang pelaut seperti dirinya.
Namun, hidup ini bagaikan sebuah pelayaran. Terkadang bisa berjalan lancar tanpa hambatan, namun di saat yang lain bisa oleng karena dihadang badai. Begitulah yang terjadi dengan Baruna. Di saat segalanya seperti bisa berjalan dengan lancar, tiba-tiba Tuhan memberi cobaan yang cukup berat baginya. Bisa jadi cobaan ini berupa teguran, atau mungkin pula sebuah hukuman.
Ceritanya, suatu ketika dalam sebuah pelayaran, mesin kapal yang dinakhodainya mendadak mati. hal ini terjadi saat kapal berada di tengah samudera luas. Peristiwa ini memang tak biasanya, sebab sebelum mereka berlayar semua bagian kapal, terutama mesin kapal, sudah diperiksa dengan teliti oleh ahlinya. Karena dianggap layak, maka pelayaran pun bisa dilakukan. Dan bila kapal tidak dianggap layak, pasti akan dilakukan perbaikan terlebih dahulu sampai kondisinya dinyatakan layak.
Tapi kali ini semuanya seperti lepas kontrol. Mesin kapal ngadat, bahkan mesin cadangan pun tak bisa dihidupkan. Entah bagian mana yang mengalami kerusakan. Awak di bagian mesin sudah diperintahkan untuk memperbaiki, namun tak ada satu pun yang bisa memperbaikinya. Bahkan, Baruna sempat memerintahkan asisten nahkoda untuk turun tangan. Namun, sang asisten pun melaporkan kalau dirinya tak bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Kesal bercampur bingung, Baruna akhirnya turun tangan sendiri untuk melihat keadaan mesin yang sesungguhnya. Tapi, inilah awal malapetaka itu. Saat dia mendekati mesin yang rusak, tiba-tiba dia terpeleset dan kakinya membentur bodi mesin dengan cukup keras. Sehingga, “Prakk!” terdengar bunyi tulang yang patah.
Lebih celaka lagi, bersamaan dengan itu besi seberat 25 Kg. meluncur jatuh dan pas menghantam kakinya yang patah itu. Dapat dipastikan, pasti remuklah tulang yang sudah patah tersebut.
Lebih membingungkan, setelah merenggut “korban”, mesin itu ternyata bisa diperbaiki oleh anak buahnya. Padahal sebelumnya, tak ada seorang pun yang bisa melakukannya.
Saat kapal bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Baruna segera dibawa kerumah sakit di Surabaya. Dugaannya benar. Tulang kaki kirinya memang remuk. Masih untung, oleh dokter ahli bedah tulang yang menanganinya itu, kakinya dinyatakan masih diberi pen sebagai pengganti tulang yang remuk.
“Saya heran, kenapa ada oli yang sepertinya sengaja ditumpahkan di lantai kapal. Dan saat tubuh saya terpeleset tepat mengenai tepi mesin yang tajam dan kemudian ada besi yang jatuh. Sepertinya ada yang ingin menyingkirkan saya,” tutur Baruna mengenang kejadian itu.
Malang sekali nasibnya, setelah tiga bulan dalam proses penyembuhan, tiba-tiba dia mendapat surat pemberhentian sepihak dari perusahaan tempatnya bekerja. Dia di PHK dan diberi pesangon ala kadarnya.
Tapi yang lebih menyakitkan, dugaan Baruna benar. Ternyata yang menggantikannya sebagai nakhoda kapal itu adalah asistennya sendiri, orang yang selama ini sangat dia percaya.
Selama dia sakit, asisten yang menggantikan dirinya itu tak sekalipun menjenguknya. Padahal ABK lainnya ikut prihatin atas musibah yang menimpa dirinya.
Namun, ada hal aneh yang juga dialami Baruna. Selama dia terbaring sakit, hampir setiap malam dia merasa didatangi makhluk hitam legam, bertanduk satu di antara kedua dua matanya. Telinganya berdiri seperti telinga kambing, dan makhluk itu selalu membawa senjata berbentuk Trisula. Setiap kali datang, makhluk itu selalu ingin mencekiknya, sehingga Baruna kerap menjerit-jerit ketakutan.
Karena keanehan ini, dia dan keluarganya berikhtiar mencari pengobatan alternatif. Beberapa orang yang katanya menguasai bidang gaib menjawab serempak, kalau Baruna dibalang teman dekatnya. Yang dimaksud diBalang adalah dikirimi jin yang akan mencelakakannya.
Makhluk gaib yang hitam legam dengan bentuk yang mengerikan tidak hanya datang menteror dirinya. Bahkan, isteri dan anakanaknya juga mulai mendapat teror yang sama.
Setelah gagal berobat ke sana-sini, Baruna akhirnya diperkenalkan dengan seorang ulama berdarah Arab yang akrab disapa Habib. Menurut sang Habib, Baruna mendapat gangguan tiga tingkat sekaligus, yakni: 1. Gangguan medis, 2. Gangguan psikologis, dan 3. Gangguan spiritual. Dan Habib hanya sanggup menangani gangguan spiritual saja untuk memulihkan kejiwaannya yang goncang.
Memang, setelah pulang dari rumah Habib, Baruna merasakan tubuhnya lebih enak dan tak mendapat gangguan teror itu. Apalagi saat pulang, dia diberi air putih yang harus diminum setiap sore. Namun, saat air itu habis: makhluk mengerikan itu datang lagi dan menteror lebih dahsyat. Bahkan berani mencekiknya. Hal ini terus berulang, dan sudah lima bulan Baruna menderita karenanya.
Oleh salah seorang sahabatnya, Baruna diperkenalkan kepada Ndoro Pandji, yang mengatakan bahwa dirinya memang terkena kiriman gaib dari orang yang tak suka padanya.
“Untuk menangani masalah ini, kamu harus mencari kain mori putih 3 meter, lompong hitam, suruh ketemu rose, tebu hitam, daun kelor, dan telur ayam kampung.
Malam Jum’at, bawalah kemari dan akan saya syarati agar jin laut itu kembali ke habitatnya dan tak menterormu lagi,” terang Ndoro Pandji.
Ringkas cerita, semua sarana keperluan gaib itu diberikan kepada Ndoro Pandji. Oleh Ndoro Pandji, sarana itu dirajah Kolo Cokro.
“Taruhlah di bawah tubuhmu saat kau tidur. Dan bila nanti terasa panas, biarkan saja. Lakukan selama tiga hari tiga malam berturutturut, perintah Ndoro Pandji.
Saat tengah malam menjalankan ritual itu, Baruna merasakan bagian dalam tubuhnya panas dan seperti tersedot. Dan dia juga melihat sosok jin laut berkulit hitam itu meronta-ronta kepanasan, seperti diliputi cahaya melingkar berupa roda keemasan.
Baru pada hari ketiga, jin hitam itu seperti terbakar dan melolong minta ampun. Dan akhirnya mati. Keesokan harinya, di hari terakhir, bungkusan kain mori pemberian Ndoro Pandji itu dibuka. Astaga! Didalamnya terdapat tanah yang menurut perkiraan, merupakan tanah kuburan, abu yang diperkirakan abu jin laut yang terbakar, dan batu hitam legam. Rupanya inilah wujud kiriman gaib tersebut.
“Tanah kuburan itu merupakan antena yang biasa digunakan para dukun ilmu hitam di daerah pesisiran. Bila antena itu tak dilepaskan dulu, meski jin kiriman berhasil disingkirkan oleh ahlinya, tapi jin laut lainnya pasti akan datang. Makanya antena gaib tanah kuburan itu harus segera dilabuh kelaut, agar jin itu kembali ke asalnya,” jelas Ndoro Pandji panjang lebar.
Setelah kejadian itu, Baruna mulai mengalami perbaikan yang nyata. Teror gaib sudah tidak mengganggu diri dan juga keluarganya. Dia tinggal kontrol ke medis untuk memulihkan kakinya yang remuk dan masih dipen, juga untuk terapi kejiwaan akibat telah mengalami goncangan yang cukup hebat.
Sementara itu, orang yang telah mendzalim dirinya, meski saat ini sedang menikmati hidup di atas penderitaan orang lain, pasti suatu saat nanti dia akan menerima karma atas perbuatannya. Entah kapan, hanya Tuhan yang Maha Tahu. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!