Ngaji: MENYIKAPI TRAGEDI TSUNAMI, ACEH

0
6

Ngaji: MENYIKAPI TRAGEDI TSUNAMI, ACEH

Setelah setahun berlalu, tragedi tsunami ternyata masih menyisakan banyak kenangan gaib. Salah satunya kisah tentang 20 orang yang selamat setelah berlindung di masjid…

 

Tanggal 26 Desember 2005 lalu, peringatan tragedi tsunami berlangsung sangat khidmat. Tak urung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menitikkan air matanya mengenang bencana alam yang telah merenggut ratusan ribu korban itu.

 

Memang, setelah setahun peristiwa tersebut berlalu, kehidupan rakyat Aceh korban tsunami masih dalam suasana prihatin. Sebagian besar korban itu masih berstatus sebagai pengungsi yang sudah barang tentu harus menghadapi hidup dalam keadaan yang belum sepenuhnya normal.

 

Di tengah keheningan mengenang setahun tsunami, penulis berhasil meliput beberapa kisah mistis yang masih tertinggal. Tulisan berikut ini menyajikannya untuk Pembaca tercinta. Selamat mengikuti..!

 

Senin pagi, 26 Desember 2005. Air laut tampak bening menyapu pasir di pantai Ulee Lheu, Sebening air mata Presiden SBY yang tak kuasa menahan tangis ketika vokalis anak yatim piatu menyanyikan lagu “Aneuk Yatim” gubahan Rafli, maestro Aceh. Lagi nan lirih ini berkumandang tepat pukul delapan pagi.

 

Pada peringatan hari setahun bencana gempa bumi dan tsunami yang berlangsung di pantai Ulee Lheu, Banda Aceh itu diikuti puluhan ribu warga. Tua muda, anak-anak dan dewasa, lelaki serta perempuan berbaur di pagi nan syahdu itu. Sama seperti Presiden SBY, sebagian besar di antara mereka juga tak kuasa menahan derai air mata saat mengikuti detik-detik hari yang sangat bersejarah tersebut. Bahkan, penulis yang terhimpit di antara tatapan haru dan barisan ratusan wartawan cetak maupun elektronik, baik dari dalam maupun luar negeri, juga larut dalam kesedihan sesaat itu.

 

Bait demi bait lagu yang dilantunkan anak-anak yatim itu terasa begitu memilukan. Mengingatkan kita pada peristiwa tragis setahun yang lalu. Ya, tepat pada Minggu pagi, 26 Desember 2004, bencana gempa bumi yang disusul gelombang tsunami telah memperorak-porandakan bumi Serambi Mekah.

 

Ketika laut mengamuk dan menumpahkan airnya ke daratan, lebih dari 250 ribu orang tewas hanya dalam waktu lima belas menit. Padahal, tsunami itu datang hanya untuk numpang lewat sebelum dia kembali ke tengah lautan. Bahkan dia datang bukan tanpa permisi. Sebelum datang dia lebih dahulu mengetuk bumi dengan gempa. bagaikan seorang tamu ketika hendak masuk ke dalam rumah seseorang.

 

Tapi itulah kenyataannya. Kita selalu saja kalah selangkah dengan informasi. Kita baru menyadarinya setelah bencana itu datang dengan merenggut ratusan ribu jiwa dan harta benda. Dan salah satu daerah yang paling parah mengalami bencana adalah Ulee Lheu, kampung yang berada persis di tepian Samudera Hindia. Mungkin dengan alasan ini maka panitia acara mengenang setahun tragedi tsunami sengaja memusatkannya di Ulee Lheu.

 

Sepuluh dusun vana berada di kampung Ulee Lheu ini rata dengan tanah akibat digulung tsunami. Waktu itu, tak ada lagi tanda-tanda kehidupan kecuali yang tersisa hanyalah bangunan Masjid Raya Baiturrahim yang hanya berjarak 20 meter dari garis pantai.

 

Ada sejumlah kisah keajaiban ketika tsunami menerjang kawasan Ulee Lhue. Salah satunya adalah keajaiban Masjid Raya Baiturrahman yang mampu menahan gelombang tsunami setinggi 30 meter, ketika tsunami menenggelamkan kawasan itu.

 

Menurut cerita, ketika itu ada sekitar 20 orang warga yang berhasil menyelamatkan diri karena berlindung ke dalam masjid itu. Mereka terdiri dari 7 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, termasuk di dalamnya seorang balita berusia 2 tahun.

 

Ketika tsunami mengepung seluruh penjuru masjid, ke 20 Orang warga itu pun berlari menuju lantai dua masjid. Di sana mereka berdoa meminta pertolongan perlindungan Allah, seraya menangis serta saling berpelukan.

 

Tsunami mulai menenggelamkan lantai dua masjid, dan mereka pun semakin panik. Mereka yakin kalau mereka akan segera tenggelaman ditelan gelombang tsunami. Karena itu, mereka pun saling berlomba menuju bagian teratas mesjid.

 

Kala itu, salah seorang dari mereka sempat teringat pada seorang anak balita yang tertinggal di lantai dua. Orang itu mencoba turun untuk menyelamatkan anak kecil itu. Tapi sayang, tsunami keburu menenggelamkan masjid itu, dan orang yang berniat menolong pun menganggap anak itu telah tewas digulung gelombang.

 

Anehnya, saat orang itu bergegas menuju atap masjid bersama yang lain, dia melihat si balita yang akan ditolongnya itu telah lebih dulu berada di atas atap. Balita itu terlihat berdiri sambil mengumaandangkan adzan, suatu keagungan Tuhan.

 

Saat itu, ke 19 orang yang menyelamatkan diri menjadi keheranan. Di dalam hati mereka saling bertanya, bagaimana mungkin seorang anak berusia 2 tahun lidahnya bisa fasih melafadzkan dzikir dan mengumandangkan adzan? Sungguh pertanyaan yang sulit dijawab. Yang pasti, kesembilan belas orang itu merasa yakin kalau tadinya ketika masuk ke dalam masjid, bocah itu hanya bisa menangis sesenggukkan sambil memanggil-manggil ibu dan ayahnya.

 

Keajaiban rupanya tidak berhenti hanya sampai di situ. Ketika mereka semua telah berada di atas atap masjid, di tengah kepanikan, mereka melihat empat orang laki-laki tengah mengumandangkan adzan di atas empat penjuru menara masjid. Keempat lelaki yang tidak mereka ketahui darimana datangnya itu, masing-masing berada di sebelah barat, timur, utara, selatan sambil berdiri menghadap kiblat.

 

Suara keempat lelaki yang melafadzkan kalimat tauhid itu dirasakan mereka begitu menggetarkan hati. Bahkan ke 19 orang yang selamat itu mengaku kalau suara ke empat orang lelaki itulah yang menyelamatkan masjid Raya Baiturrahman dari kehancuran akibat terjangan gelombang yang begitu dahsyat.

 

“Mereka itu adalah malaikat yang turun untuk menyelamatkan rumah Allah dari amukan tsunami,” ungkap lqbal, 25 tahun, imam masjid yang selamat pada saat kejadian kepada penulis.

 

Diceritakan Iqbal, selain keajaiban masjid, ada keajaiban lain yang dialami oleh seorang anak lelaki berusia delapan tahun. Ceritanya, ketika tsunami menenggelamkan Ulee Lheu, anak lelaki, pagi itu dia sedang sholat sunnah di sebuah mushola.

 

Dia terseret tsunami berwarna hitam pekat bercampur lumpur dan sampah, anak itu tak henti berdzikir sambil memejamkan matanya. Saat itu, ada bisikan gaib yang merasuk ke dalam hatinya agar dia segera membuka matanya.

 

Semula si anak 8 tahun ini merasa tak yakin dengan bisikan tersebut. Bahkan dia merasa bisikan itu hanya akan membuatnya berhenti dari mengingat Allah. Tapi setelah tiga kali bisikan itu merasuk ke dalam hatinya, barulah dia berani membuka matanya.

 

Dan sungguh aneh, ketika matanya dia buka ternyata dia telah berada di dalam Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. “Allahu Akbar!” Ucap anak lelaki itu sambil kembali bersujud penuh syukur.

 

“Suara itu adalah petunjuk dari Allah. Dan siapa yang mengikuti petunjukNya pasti akan selamat,” papar Iqbal lagi.

 

Keajaiban yang datang ternyata tidak hanya diterima oleh mereka yang menyelamatkan diri ke dalam masjid. Masih di kawasan Ulee Lheu, seorang wanita berhasil selamat setelah terseret gelombang sejauh 3 km.

 

Ceritanya, ketika wanita itu berenang melawan derasnya gelombang tsunami dia melihat sebatang kayu hanyut terseret arus. Karena sudah kehabisan tenaga dan tak kuat lagi untuk berenang, dia pun segera memeluk batang kayu itu. Sampai akhirnya batang kayu itu menghantarkannya ke atas atap rumah.

 

Anehnya, ketika si wanita mulai sadar dari kepanikan, ternyata yang dia peluk tadi bukanlah sebatang kayu, melainkan seekor ular besar. Rupanya, ular besar itu telah menyelamatkan dirinya atas perintah Allah. Si wanita sampai di atas atap rumah, ular itupun menghilang dari pandangan ata. Tubuhnya yang besar lenyap ditelan gelombang tsunami.

 

Sungguh, semua keselamatan yang mereka dapatkan hari itu adalah keajaiban yang datang dari Allah SWT. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!