Layanan Kami: PENGLARIS USAHA, PENDERAS REJEKI
Dalam kondisi ekonomi yang semakin sulit, banyak orang yang nekat melakukan apapun untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya. Haram halal tak lagi menjadi ramburambu untuk memilih pekerjaan atau rejeki. Yang penting bisa mendapatkan uang, segala cara akan dilakukan. Celakanya kondisi seperti ini tak hanya melanda mereka yang tergolong dalam ekonomi lemah. Orang-orang kaya sekalipun berbondong-bondong melakukan hal yang sama.
“Maklum ekonomi lagi susah, ya mumpung ada kesempatan aja.” Begitu alasan mereka.
Alasan seperti itu bukan sekedar basa-basi belaka. Faktanya orang memang sudah tak lagi berpikir haram halal atau hukum yang harus mereka hadapi. Di mana ada kesempatan untuk mengeruk rejeki, pasti kesempatan itu diambil tanpa berpikir panjang lagi. Maka menjadi sangat ironis, di negeri yang subur makmur dengan kekayaan alam yang melimpah ini, tapi rakyatnya miskin. Bahkan sangat miskin, untuk sekedar makan saja banyak rakyat Indonesia yang harus mencuri.
Rahman, sebut saja begitu, lelaki asal Semarang yang tinggal di Jakarta Timur, dulunya adalah seorang karyawan sebuah perusahaan garmen di Pulo Gadung. Tapi karena perusahaannya bangkrut, ia kemudian diberhentikan dari pekerjaannya. Lelaki yang memiliki dua orang anak ini tentu saja kalang kabut memikirkan usaha apa yang harus ia lakukan untuk menghidupi keluarganya. Sebab untuk kembali melamar pekerjaan rasanya tak mungkin, usianya sudah lewat batas tak bisa bersaing dengan tenaga kerja muda yang semakin melimpah.
Maka dengan uang pesangonnya Rahman mencoba membuka warung makan di depan rumahnya. Menurut perhitungan lelaki 48 tahun ini, rumah sekaligus tempat usahanya itu cukup bagus karena berada di pinggir jalan dan banyak orang yang lalu-lalang di sekitar rumahnya. Sehari dua hari, seminggu dua minggu hingga sebulan lamanya, usaha yang dilakukan Rahman masih terhitung lumayan. Tapi entah mengapa setelah lewat sebulan kemudian warungnya menjadi sepi pembeli.
Orang-orang yang lewat di sekitar rumah Rahman cuma lewat saja. Para pengendara mobil dan motor pun seperti enggan memarkirkan kendaraannya untuk makan di warung Rahman. Warung itu seperti tak terlihat oleh mereka yang lewat. Padahal tak jauh dari warung itu pun banyak tempat usaha di mana para karyawannya juga harus makan siang atau paling tidak sarapan.
Akhirnya enam bulan kemudian, warung milik Rahman itu ditutup karena ia harus menanggung kerugian terus.
Setelah warung makan tutup permanen, Rahman membuka counter telepon selular. Berbagai jenis handphone bekas dan pulsa ia jual di counternya itu. Rahman berpikir, usaha ini tidak akan ada basinya, meski pun sehari cuma laku satu atau sekedar pulsa yang laku tidak akan jadi masalah. Toh esok hari hingga beberapa bulan kemudian pun masih tetap bisa dijual.
Selain itu, Rahman juga menjual rokok, makanan ringan dan minuman ringan. Usahanya ini memang berjalan cukup mulus meski hasilnya tidak terlalu memuaskan. Setiap hari Rahman masih bisa meraup keuntungan sekitar 40 sampai 50 ribu rupiah. Tapi jumlah seperti itu tentu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dengan dua anak yang sudah mulai tumbuh remaja.
Untuk kebutuhan rumah tangganya saja, Rahman paling tidak membutuhkan uang sekitar 50 ribu setiap hari. Uang sejumlah itu sudah termasuk sangat ngirit untuk ukuran orang yang hidup di kota Jakarta. Tapi mau apalagi memang itulah uang yang bisa diberikan Rahman untuk keluarganya. Tak jarang ia harus mendapat celotehan yang tajam dari istrinya. Pertengkaran-pertengkaran kecil pun kerap terjadi dalam rumah tangganya itu.
Enam bulan sudah usaha counter telepon selular dibuka Rahman, tapi seperti jalan ditempat, usaha itu tidak memperlihatkan perkembangan yang berarti. Lelaki yang tak mudah putus asa ini terus berpikir keras usaha apa yang bisa ia buka untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Meski tak berharap menjadi orang super kaya tapi Rahman bercita-cita ingin membahagiakan anak dan istrinya. Mencukupi segala kebutuhan ekonomi keluarganya. Ia tak ingin keluarganya kacau balau dengan kondisi seadanya seumur hidup.
Malam itu Rahman, usai menunaikan Shalat Isya di kamarnya, tiba-tiba ia teringat cerita seorang kawan lamanya ketika ia masih menjadi karyawan di Pulo Gadung. Kala itu kawannya yang berasal dari Ciamis, Jawa Barat, menceritakan seorang paranormal yang bisa membantu masalah cinta, rumah tangga, usaha, pekerjaan dan sebagainya.
Tiba-tiba terselip rasa dalam hati Rahman untuk menghubungi kawan lamanya itu. Niatnya adalah untuk meminta bantuan mengantar ke alamat paranormal yang berasal dari Jawa Timur. Dulu Rahman tak pernah terpikir untuk mendatangi paranormal itu, karena ia memang tak bermasalah. Tapi kali ini, ia berniat untuk meminta bantuan bagaimana caranya agar usaha yang ia buka bisa berkembang.
Lima hari kemudian, Rahman komunikasi dengan paranormal itu yang bernama Kyai Pamungkas. Mereka sepakat untuk bertemu di rumah Kyai Pamungkas pada malam harinya. Malam itu, Rahman menceritakan semua keluhannya pada Kyai Pamungkas. Ia ceritakan semuanya mulai dari pemutusan hubungan kerja sampai beberapa usaha yang dibangunnya. Rahman minta saran Kyai Pamungkas, usaha apa yang bisa dibangunnya yang bisa menghasilkan. Karena selama ini ia sudah beberapa kali membuka usaha namun belum membuahkan hasil yang maksimal. Rahman ingin seperti orang-orang yang ada di sekitarnya, usaha mereka berhasil dan bisa membahagiakan keluarganya.
Panjang lebar Rahman menceritakan semua masalah yang ia hadapi. Namun intinya adalah usaha apa yang harus ia jalani dan bagaimana cara mengembangkan usaha itu. Dari semua masalah yang diutarakan Rahman, Kyai Pamungkas memberi solusi agar Rahman kembali membuka usaha rumah makan. Tapi usahanya yang sekarang ini harus dibarengi dengan bumbu alternatif agar menarik. Sebab menurut penerawangan Kyai Pamungkas, usaha yang sebelumnya dibuka Rahman bukan tidak baik, tapi terlalu banyak usaha sejenis di sekitarnya. Sedangkan yang lainnya itu semua menggunakan kekuatan mistik, maka usaha yang dijalani Rahman akan terlindas.
Kemudian Kyai Pamungkas menawarkan beberapa solusi alternatif yang bisa ditempuh Rahman. Solusi-solusi itu antara lain adalah menikah dengan makhluk halus, ruwat toko atau ajimat penglarisan.
Sebenarnya masih ada beberapa solusi alternatif yang bisa dilakukan oleh Rahman untuk mendongkarak usaha rumah makannya nanti. Namun itulah yang paling cocok bagi Rahman.
Akhirnya Rahman memilih solusi ruwat toko dan ajimat penglarisan. Maka malam itu digelar sebuah ritual untuk mendongkrak usaha Rahman. Ritual khusus yang digelar untuk Rahman itu dilakukan di sebuah tempat keramat tak jauh dari rumah Kyai Pamungkas. Sebenarnya ritual itu bisa dilakukan di mana saja. Biasanya Kyai Pamungkas pun menggelar ritual itu di tempat prakteknya di Condet, Jakarta Timur. Menurutnya, ritual itu bisa digelar di mana saja, atau bahkan dilakukan dari jarak jauh sekalipun, Kyai Pamungkas hanya membutuhkan biodata dan foto.
Malam itu segala sesajian sudah dipersiapkan sejak sore hari. Selepas Magrib Kyai Pamungkas beserta asistennya, Rahman dan temannya menuju tempat keramat yang jaraknya tidak terlalu jauh. Menjelang tengah malam mereka mulai menggelar sesajian di bawah sebuah pohon besar yang umurnya sudah sangat tua. Dupa mulai dinyalakan, mengepulkan asap dengan wangi kemenyan. Empat butir telur, bunga setaman, kopi, teh dan ubo rampe lainnya sudah digelar di atas tikar pandan.
Sesaat kemudian, Kyai Pamungkas duduk di hadapan sesjain itu. Mulutnya mulai komat kamit membacakan doa-doa khusus untuk para nabi, sahabat, aulia, syech, karuhun dan para sepuh yang dulu pernah tinggal di sekitar tempat itu. Kemudian lelaki itu mulai membacakan doa atau mantra yang tak dimengerti Rahman. Tapi selintas ia mendengar kalau lelaki itu minta kekuatan gaib untuk membantu usaha rumah makan yang akan dibuka Rahman.
Ritual berlansung sekitar satu jam itu akhirnya usai juga. Segala sesajian dan ubo rampe mereka tinggalkan di sana. Hanya tikar pandan saja yang dibawa oleh asisten Kyai Pamungkas pulang ke rumah.
Sesaat tiba di rumah Kyai Pamungkas, mereka kemudian kembali berbincang tentang usaha Rahman. Malam itu Rahman dibekali sebentuk jimat yang dibungkus kain putih oleh Kyai Pamungkas. Rahman juga dibekali segenggam garam yang dibungkus plastik. Selanjutnya Rahman diijazahi doa mantra untuk dipelajari, dihafal dan diwiridkan.
Dijelaskan Kyai Pamungkas, ajimat yang dipegang Rahman memiliki kekuatan khodam untuk menarik orang yang lalu-lalang di depan rumah Rahman agar mau makan di warungnya. Ajimat itu cukup disimpan dalam laci uang, di dompet Rahman atau di dompet istrinya.
Sementara garam putihnya harus ditabur di empat penjuru warung makan itu. Gunanya adalah untuk menangkal hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya jika ada orang yang hendak berbuat jahil pada warung Rahman agar tidak laku. Atau jika ada orang yang hendak gendam, santet, atau teluh.
Singkat cerita, semua saran yang disampaikan Kyai Pamungkas telah dijalankan Rahman. la membuka kembali warung makan yang dulu sempat ia tutup. Di depan warung itu, ia tetap membuka counter telepon selular yang hanya menjual pulsa dan beberapa telepon genggam bekas.
Hari berganti, mingggu berlalu. Apa yang diucapkan Kyai Pamungkas benar-benar terbukti, tak lebih dari tiga bulan saja, warung makan Rahman sudah mulai ramai dikunjungi pembeli. Warung makan khas Semarang itu benar-benar ramai, terutama di siang hari Rahman dan istrinya kewalahan menghadapi para pembeli yang memenuhi warungnya.
Lima bulan berikutnya Rahman mengambil beberapa orang karyawan yang tak lain adalah saudaranya. Hal ini dilakukan Rahman untuk membantu pekerjaannya. Sebab semakin hari warungnya semakin ramai, Rahman dan istrinya sudah tak mungkin lagi melayani para pelanggan hanya dengan tenaganya dan dua orang pembantunya saja.
Kini setelah warung itu berjalan lebih dari tiga tahun, Rahman sudah memiliki beberapa cabang usaha di Jakarta, Bandung dan Semarang. Kehidupan mereka otomatis berubah. Keinginannya untuk membahagiakan keluarganya sudah tercapai. Sebagai wujud rasa syukur, Rahman dan isteri tidak lupa untuk memberikan sedekah dan berbagai dengat sesamanya. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!